Mahameru seberapa indahkah kamu Kali ini aku ingin memfungsikan blogku ini tidak hanya untuk puisi-puisiku saja. Kayaknya sok nyastra banget kalau blog ini hanya berisi full puisi tanpa kompromi. Jadi mulai sekarang tak pastikan blog ini bukan blog puisi saja. Mahameru… , saya bukan seorang pencinta alam atau pendaki gunung yang sok baget mau menceritakan mahameru. Cuma penasaran saja karena kemarin seolah saya flashback dengan visual imaginasi yang saya buat sendiri ketika dulu membaca novel 5cm. novel yang bercerita tentang persahabatan dan mereka mendaki ke puncak mahameru dengan penyajian detail panorama kata-kata ang disajikan penulisnya sampai otak ini merasa sudah pernah mendaki kesana. Kemarin tepatnya pulang kuliah dikampus baruku adegan flashback itu terjadi. Saya terpana dengan beberapa foto dari pameran foto pecinta alam fisip di pajang dan membingkai indahnya sudut – sudut mahameru yang tak pernah aku melihat visualnya secara langsung. Cukup lama saya melihat poto-poto yang menyajikan mahameru. Sebuah foto di Ranu kumbolo yang seolah saya tertarik diantara kabut diatas air danaunya. Dan melihat foto-foto itu saya kembali menerawang kata-kata per adegan dalam novel 5 cm. seolah otak ini memutar film sendiri sambil mengagumi. Seberapa indahkah mahameru…. See more about 5cm http://reygreena.wordpress.com/2005/08/04/5-cm-kiriman-donny-dhirgantoro/ See more about mahameru http://fendra.blogsome.com/2005/03/18/mahameru-sebuah-legenda-tersisa-puncak-abadi-para-dewa/
ku ingin bertemu kau setiap saat
matahari
ku rasakan cahaya yang membelai kulitku
matahari
bumi ingin tak berputar lagi hari ini
kau dengarkah berita itu?
jika kau lupa, saya ingatkan
sumpah bumi baru saja berbisik kepadaku
kalau dia ingin berhenti berputar hari ini saja
tak kau terbayang betapa lelah
tapi kemana harus berkeringat
tak kau terpikir sungguh penat
tapi kemana harus tertidur
sumpah kawanku bumi ingin berhenti berputar
tak kau dengarkah?
dan sungguh, saya harus bersiap kini
bersiap untuk memberi kabar matahari,
untuk isirahat saja memberi sinarnya
aku harus sigap memberi kabar ke bulan
kalau tak ada lagi cahaya pantulan,
dan tak kan ada lagi pujian seidah puisi malam
yang biasa didengungkan untuknya.
sungguh kini lenyaplah puisi terindah
hilanglah syair manis bertuah
sesembah untuk gadis pujaan
yang selalu memuja indah bulan semalaman.
sudah siapkah kau membantuku kawan?
membantuku menyebarkan berita ini.
trio susilo
23 nov 2007
Jangan kau ragukan lagi nafas yang terurai
menghembus cinta terkulai nada
menghela hati tercermin irama
bernyanyi harapan bahgia
berjuta rasa tak mungkin terlupa
tak meragu mencinta
tak menghindar rasa
meluap hati menganut diri
melihat dirimu memangku hatiku
menangis di pangkuan harap menyanjung jiwa
tangis berair madu
menetas di permadani istana
istana cinta yang sudah ku persembahkan
istana cinta yang megah sekarang
istana cinta tak kan punah terus bermegah singgasana
ratu, ku raja
ratu, ku bertekuk hati
rajamu kan mati jika tangis berkucur
tak madu lagi....
ratu ku memuja
sepanjang angan menjadi nyata
seluas makna ini kuberi
lalu, kini dan nanti
trio susilo
cemara lima
24 sept 05
Senyum menawan menunduk tak kau lihat diriku
Benang sutra terangkai penuh menghiasi tubuh berakhlak mulia
Setenang air kau langkahkan kaki lugu
Setegap bayu meniupkan niat suci raga
Langkahmu suci nafasmu dzikir
Senyummu mengandung surga
Surga berpahala tulus
Dikau cantik tak hanya rupa yang menawan
Dikau anggun dengan hati yang terpancar
Terbalut kebaikan,
Lanjutkan saja langkahmu
Agar setiap yang kau lewati merasa surga memang ada
Lanjutkan saja langkahmu
Seribu kali lebih jauh agar bumi penuh nafas dzikirmu
Tuhanku ciptakanlah seribu gadis berjilbab sutra
Ciptakanlah untuk dunia.
TRIO SUSILO
Gelanggang Ugm 11 November 2007
jika kau batu dan tak pernah menyapa diriku,
maka jangan kau tangisi jika aku pun berlaku sama,
sungguh hanya batu yang sudah berlumut dia akan menjatuhkan pemilik kaki yang menginjak di atasnya
sungguh hanya angin yang sudah berair dia akan memberikan badai kepada badan yang selalu meraung di atas bumi
aku hanyalah seorang yang berkaki penuh peluh
dan aku hanyalah seorang yang berdebu bersandal japit anyaman bambu,
bambu bersembilu hingga kakiku berdarah memakainya
sungguh ku tak mengapa jika memang harus melangkah untukmu
disetiap langkahku bersandal sembilu berjejak bercak darah memerah.
tegakah kau?
saat ku sampai dan menunggu kau menyapa, kau berpaling mata
jidatmu tak lagi kau hadapkan
jika kau batu dan tak pernah menyapa diriku,
maka jangan kau tangisi jika aku pun berlaku yang sama.
trio susilocemaralima, 9 0ktober 2007
Hai sahabatku yang jauh
Kau tersenyum dibalik rembulan
Saat hari merona dengan pipi keemasan
Dengan teman teman mu yang baru, sahabat juga
Hai sahabatku nunjauh disana
Temani aku untuk berteriak di pantai lepas
Temani aku untuk habiskan suaraku
Temani aku membuka mulut
Membuang beban dalam hati ini
Sahabatku yang jauh disana
Sekali lagi temani aku berteriak
Menghabiskan suara
Dan membuang hati yang kesal
A a… aaaaaaaaaaaaaaa.aa. aa. aaaA